Pameran Tunggal I Wayan Aris Sarmanta
TiTian Art Space, 13 Mei – 15 Juli 2017

I Wayan Aris Sammanta pelukis kelahiran 1995 ini merupakan finalis termuda dari TiTian Prize 2017. REBIRTH adalah pameran tunggal pertama bagi Aris. Pameran ini menampilkan karya seni rupa dengan tema-tema baru yang lahir dari tema-tema tradisi Perkumpulan Pelukis Batuan yang didirikan pada tahun 1930an.

Sembilan karya seni rupa terbarunya menampilkan ciri khas baru dan berdeda dari pameran kelompk pertamanya di tahus 2013 yang bertempat di Museum Puri Lukisan. Aris belajar melukis dari kakek dari pihak ayahnya, I Wayan Regug (wafat 2017). Aris menguasai dan mempertahankan tehnik Batuan. Dalam pameran ini, Aris menambakan unsur surealisme yang menampilkan peristiwa terkini, yang menjadi perbincangan banyak orang terntang perubahan sosial dan politik disekitarnya. Karya-karya Aris ini diibaratkan akar pohon beringin yang tumbuh dari atas pohonnya berjuntai kebawah, yang nantinya akan menopang kekuatan pohon ini lagi, begitu pula Aris mampu mengembangkan ide-ide baru tanpa meninggalkan akar tradisi lukisan Batuan yang sudah ada.

 

Bali Not For Sale – adalah sebuah parodi peristiwa terkini tentang sebuah kesadaran bahwa walaupun banyak kemajuan yang telah dicapai Bali sebagai tujuan wisata budaya dan spiritual kelas dunia, banyak pula dampak negatif yang ditimbulkan seperti kehilangan lahan pertanian dan kerusakan lingkungan yang terjadi. Aris secara simbolis menggambarkan sebagai seorang penari Baris muda yang menderita dengan berbagai ekspresi yang berbeda. Wajah mudanya merah karena menahan marah. Penari Baris ini menangis sebagai tanda kesedihan dan keputusasaan.

Tapak Dara – tanda tambah adalah simbol Hindu tentang semangat Persatuan. Yang juga merupakan simbol keseimbangan, keabadian dan keberlanjutan. Aris mengingatkan kita bahwa para pendiri Republik Indonesia (NKRI) telah meletakan empat pilar untuk mempertahankan kesatuan walaupun memiliki beragam perbedaan.